Feed on
Posts
Comments

Siaran BFC @ 90.4 Cosmopolitan FM – 14 April 2009
Siaran Pagi Jakarta @ OChannel – 20 April 2009

istock_000008737088xsmall

Kata banyak orang, “Kalau mau sukses, harus produktif,” dan “kalau mau produktif, harus kerja keras.”

Kerja keras hampir selalu identik dengan kesibukan yang super padat, telepon genggam yang selalu berdering setiap saat, dan mengerjakan setumpuk dokumen yang tak kunjung selesai. Benarkah demikian?

Saya melihat bahwa ada perbedaan antara SIBUK dengan PRODUKTIF. Seseorang yang sibuk biasanya dianggap sebagai pekerja yang produktif. Padahal, kalau kita jeli melihat, seseorang bisa saja sangat sibuk, namun tidak produktif. Di mana bedanya?

Bagi saya, PRODUKTIF adalah ketika kita mengerjakan sesuatu yang menciptakan nilai (value). Nilai di sini bisa berupa manfaat, uang, makna, dan hasil positif lainnya. Sementara SIBUK akan selalu menghabiskan waktu, tenaga, dan upaya, namun tidak selalu menciptakan nilai, makna, manfaat, ataupun uang.

3 Sumber Daya Yang Tidak Sama Dihargai

Kita sebenarnya punya 3 sumber daya yang berharga untuk menunjang hidup kita: (1) uang, (2) waktu luang, dan (3) kebebasan.

Saat ini kita cenderung hidup dalam masa di mana uang dianggap sebagai sumber daya yang paling utama dan paling diperhatikan sebagai pusat motivasi untuk kita bekerja. Pada saat yang sama, kita cenderung tidak menghargai waktu luang dan kebebasan dengan nilai yang sama utamanya dengan uang. Ketika seseorang meminta waktu kita, misalnya, tentu kita jauh lebih mudah mengabulkan permintaan tersebut dibanding seandainya seseorang meminta uang kita.

Kalau kita memulai kesadaran tentang berharganya ketiga sumber daya ini, maka kita bisa juga merintis pola hidup dan bekerja yang baru. Dan, lebih menyenangkan.

Saya menyebutnya sebagai: PRODUKTIF tanpa SIBUK.

Sistem Produktivitas Pribadi

Tony Buzan, seorang pakar tentang otak, kecerdasan, dan kreativitas, pernah mengajukan pertanyaan yang menarik, yang cukup menggugah saya untuk meragukan efektivitas pendidikan formal: “Seandainya Anda adalah seorang Dewa Pendidikan, yang berkuasa atas bagaimana sekolah-sekolah menyusun kurikulumnya. Mana yang akan diajarkan terlebih dahulu? A. Berbagai pelajaran sekolah yang penting bagi kehidupan, seperti matematika, ekonomi, dll, atau B. Bagaimana cara belajar dan menggunakan otak kita agar mampu menyerap berbagai proses belajar?”

Bagi saya secara logis, jawaban yang benar adalah B dahulu baru A. Namun Tony Buzan juga bilang bahwa sebagian besar kurikulum pendidikan formal di dunia, tidak terlebih dahulu mengajarkan cara menggunakan perangkat keras (hardware) utama kita yaitu otak, malah cenderung langsung memberikan berbagai pelajaran, dari mulai yang bersifat hafalan hingga yang menggunakan logika.

Saya setuju dengan pendekatan bahwa kita perlu belajar bagaimana cara belajar dahulu, sebelum kita belajar tentang berbagai mata pelajaran.

Demikian pula dalam bekerja, bila yang dituju adalah efektivitas, efisiensi dan produktivitas, maka penting untuk mempelajari dahulu bagaimana cara dan sistem bekerja yang baik, sebelum mempelajari bidang pekerjaan kita sesuai deskripsi kerjanya. Untuk itu, saya pun lantas mengumpulkan berbagai tips dan pengalaman dari berbagai pakar produktivitas, dan saya bereksperimen dengan berbagai sistem bekerja.

Terus terang, sebagian metode terasa terlalu rumit. Saya suka sistem yang sederhana tapi ampuh. Dan dari pengalaman tersebut, berikut saya sajikan beberapa hal yang saya praktekkan, dan mampu melesatkan produktivitas saya. Tanpa saya menjadi super sibuk.

Keampuhan Tulis Tangan

Di tengah era serba teknologi ini, saya mengalami bahwa ternyata kembali memanfaatkan menulis tangan membantu saya untuk memisahkan berbagai distraksi elektronik, dan justru bisa memfokuskan energi dan perhatian lebih baik.

Sebutlah sistem ini sebagai “sistem pena dan notes”. Bilamana Anda akan menggunakan sistem ini, pena dan notes tersebut akan digunakan untuk 3 buah kegiatan:

1. Menangkap Ide

Bawalah pena dan notes ini kemana pun Anda pergi, setiap saat. Berbagai ide cemerlang serta bermacam hal penting yang sering terlupakan, biasanya muncul di pikiran secara tak terduga, sekilas, dan sepintas. Dengan ini, Anda bisa menangkapnya dengan segera dan tidak harus mengandalkan otak untuk mengingat-ingatnya kembali.

2. Membuat Daftar Tugas – Lengkap

Segera ketika tiba di rumah/kantor, pindahkan berbagai tugas dan ide yang perlu Anda tindaklanjuti ke sebuah daftar besar, katakanlah namanya “Daftar Tugas – Lengkap”. PERINGATAN: jangan sekali-kali bekerja langsung berdasarkan daftar ini kalau Anda tidak ingin terjebak jadi “Produktif Super Sibuk”.

3. Membuat Daftar Tugas – Harian

Setiap hari, tuliskan TUGAS TERPENTING hari ini. Cukup 1-3 tugas saja yang Anda ambil dari Daftar Tugas – Lengkap. Daftar baru yang berisi 3 TT (Tugas Terpenting) ini kita sebut “Daftar Tugas – Harian”. Bagaimana menentukan mana 1-3 Tugas Terpenting? Pilih berdasarkan mana yang paling mempengaruhi produktivitas, kepuasan hati, dan kebahagiaan Anda secara signifikan. Bila dalam satu hari Anda berhasil menyelesaikan 1-3 tugas ini, tentu waktu luang sisanya bisa Anda gunakan untuk menikmati hidup, atau melanjutkan tugas terpenting selanjutnya yang ada dalam Daftar Tugas – Lengkap.

Penting vs. Tidak Penting

  • Dahulukan di Awal Hari – Setiap hari, dahulukan awal hari Anda untuk mengerjakan 1-3 Tugas Terpenting yang ada di dalam Daftar Tugas – Harian Anda. Sisihkan waktu 30 menit hingga 2 jam di awal hari, untuk menyelesaikan ini terlebih dahulu sebelum melakukan yang lain.
  • Distraksi – Matikan berbagai pengalih perhatian. Salah satu tip paling produktif bagi saya adalah: putuskan sambungan Anda ke internet bila sedang bekerja. Hanya sambungkan diri bila memang sedang perlu memakainya. Percayalah, godaan terlalu kuat dari bawah sadar akan menyebabkan kebocoran efisiensi yang luar biasa. Matikan dahulu internet, e-mail, facebook, chat, browser, dan koneksi Blackberry Anda saat mengerjakan Daftar Tugas – Harian.
  • Meeting – Sebisa mungkin, hindari rapat dan pertemuan yang tidak perlu. Begitu banyak waktu terbuang dalam berbagai rapat yang tidak produktif. Bila mungkin, koordinasikan pekerjaan Anda via e-mail dan telepon. Bila harus meeting, sebelumnya agenda rapat sudah harus diterima semua pihak, dan pastikan ada rencana tindak lanjut yang jelas bagi setiap pihak.
  • Delegasi – lihat kembali Daftar Tugas – Lengkap Anda, dan delegasikan berbagai hal yang bisa dipercayai kepada orang lain agar Anda lebih mampu mengelola waktu dan energi Anda.
  • Otomatisasi – gunakan voicemail, website, blog untuk menampilkan informasi yang cenderung berulang dalam profesi Anda. Sebagai contoh, saya tidak pernah lagi memberikan penjelasan tentang terapi Penyembuhan Holistik serta bagaimana caranya membuat janji terapi, karena semua informasi serta prosedur pendaftaran pasien/klien sudah lengkap tersedia di website. Mudah, kan? Coba pikirkan ide yang serupa dalam profesi Anda masing-masing

Menyeimbangkan Kerja & Bermain

  • Mencontreng – setiap tugas yang Anda selesaikan dalam daftar, langsung bubuhkan tanda contreng di sebelahnya. Ini akan memperkuat rasa produktif dalam diri sepanjang hari, dan juga di akhir hari ketika Anda mengingat kembali hari Anda.
  • Formula 30/10 – ini sangat berguna bagi saya pribadi. Saya setel timer di komputer saya sehingga saya bekerja dengan fokus penuh selama 30 menit, setelah itu saya berikan diri saya hadiah 10 menit (untuk bermain internet, browsing, cek email, meditasi, baca buku, dll).
  • Waktu Khusus – Anda tidak selalu harus terhubung ke internet 24 jam, kan? Memang bagi kita yang memang hobi, itu adalah ide yang menyenangkan. Namun itu jugalah salah satu sumber kebocoran produktivitas. Anda bisa jadwalkan waktu-waktu tertentu sepanjang hari di mana Anda memang berkutat dengan e-mail, YM, facebook, browser, dll.
  • Kosongkan Inbox dan Istirahatkan Pikiran – Demi kesehatan mental dan komputer Anda, setiap saat kosongkan inbox e-mail Anda dengan folder terpisah antara (1) Hapus, (2) Langsung Reply, (3) Arsip, dan (4) Follow Up. Demi kesehatan lahir batin Anda, luangkan waktu untuk melatih 7 jenis meditasi di tempat kerja yang sudah kita bahas sebelumnya di sini agar Anda merawat energi dan keselarasan diri untuk tetap kreatif dan produktif.

Pengaruh Kepribadian dan Kebiasaan

Dalam kehidupan, kita menemukan berbagai pola perilaku kerja yang dekat sekali dengan kepribadian manusia yang bersangkutan.

Mereka yang hidup serba terencana, detail, dan menulis segalanya, biasanya sangat produktif, tetapi juga sangat sibuk. Di satu sisi mereka menghasilkan banyak uang, tetapi di sisi lain sangat kekurangan waktu luang dan kebebasan.

Mereka yang hidup serba mengalir, tanpa rencana, dan tak menulis tugas terpentingnya, biasanya sangat menikmati hidup. Mereka tidak sibuk karena punya banyak waktu luang dan kebebasan, tetapi tidak jarang menjadi kurang produktif dalam menciptakan nilai, nafkah, dan makna hidup.

Bagi saya pribadi, sistem ini memberikan keseimbangan antara kebutuhan saya untuk menghasilkan uang, waktu luang, dan kebebasan. Sistem yang tetap produktif, tanpa harus jadi super sibuk.

Tentunya saran-saran di sini tidak selalu sesuai dengan setiap profesi dan bidang pekerjaan. Saya bukan penganut perubahan besar dan ekstrem. Bagaimana kalau Anda memulai dulu dengan satu ide yang menarik bagi Anda, dan dengan setia menggunakannya selama satu bulan, lalu menambah satu ide lagi di bulan berikutnya?

Semua ini bisa Anda aplikasikan tentu bila Anda punya semangat yang mendasari profesi dan pekerjaan Anda. Menemukan cinta terhadap pekerjaan Anda adalah bahan bakar yang esensial untuk bergerak menuju “Produktif tanpa Sibuk”.

Menghargai Produktivitas, Bukan Kesibukan

Saya teringat bagaimana di masyarakat, produktivitas dan kesuksesan seseorang sering sekali dinilai berdasarkan seberapa sibuk dia bekerja.

Saya mendambakan, demi kewarasan dan kesehatan kita bersama, kita bisa melonggarkan apresiasi berlebih terhadap kesibukan dan mulai lebih memperhatikan produktivitas serta keselarasan hidup.

Maukah Anda membantu saya merintis kesadaran ini, cukup dengan memulainya pada kehidupan Anda sendiri?

Selamat berlatih!

Terimakasih telah menikmati tulisan ini. Bila Anda menyukainya, silakan berbagi dengan para sahabat & keluarga Anda, dengan menyebutkan sumbernya di rezagunawan.com. Anda pun bisa langsung mengetahui berita terbaru tentang tulisan & kegiatan pelatihan dengan mengikuti saya di Twitter.

24 Responses to “Produktif Tanpa Sibuk”

  1. Kurnia says:

    mu nanya nih,
    sya bru nonton Pagi Jakarta krn sya msh skulah,
    trus topik yang td seru, tentang bagaimana produktif tana sibuk…
    pertanyaan saya adalah….
    bagaimana cara pelajar kalau ingin produktif tp gak sibuk?
    coz yang tadi cma bwt orang kerja aja….
    thx

  2. Reza Gunawan says:

    Hai Kurnia,
    Prinsipnya sama saja koq, tentu tidak semua tips bisa diaplikasikan di setiap jenis profesi maupun di setiap jenis pelajar.
    Mulailah dengan sistem notes dan pena dahulu, selama 1 bulan, setelah itu perlahan tambahkan strategi lain, seperti jangan pernah bekerja sambil tersambung ke internet. Beritahu saya disini kalau sudah dipraktekkan dan bagaimana hasilnya ya!
    Reza

  3. dhita says:

    Reza, bagaimana kalau distraksi itu datang dr luar diri kita? Misalnya teman sebelah yg menyetel lagu dg speaker atau anak buah yg tak henti selalu bertanya ini itu. Mematikan koneksi internet dan menjauhi bb selama periode tertentu, sudah saya lakukan cukup lama dan memang ampuh!

  4. galeter says:

    :: OOT ::

    thanks atas reza atas kunjungan di tulisan saya.
    kalo boleh di luar konteks ..

    pernahkah anda menemui, pengetahuan atau wawasan tentang bagaimana menelisik watak seseorang (general atau spesifik) hanya melalui tulisan..? penggunaan kata, frasa-frasa, dan lain lain..
    menurut hemat saya, kita secara terbatas pada tingkatan yang terukur dapat menulusuri “atensi” seseorang pada berbagai aspek kehidupan yang dia pedulikan. daripadanya kita bisa memulai beberapa topik komunikasi, yang sepadan sekaligus full atention.

    kalo ada boleh minta link-nya ?? kalo gada jg gapapa

    menurutanda bagaimana ?

    salam sayang,

    Galeter ==> www,galeter.wordpress.com

  5. Reza Gunawan says:

    Dear Galeter (biang OOT :)),
    Iya namanya ilmu profiling. Menurut saya, sering-sering aja nonton seri Criminal Minds, cukup bermanfaat.

    Seriously, link yang Anda minta untuk belajar itu:
    http://jangankebanyakanberpikir.org
    http://dengarkandenganjernihhatidanrasamu.com
    http://udahnangkappoinnyabelum.net
    http://memulaikomunikasikantinggalmulaiaja.org
    http://semogaharimumenyenangkan.com

    Salam sayang,
    Reza

  6. galeter says:

    Seriously, link yang Anda minta untuk belajar itu:
    http://jangankebanyakakberpikir.org
    http://dengarkandenganjernihhatidanrasamu.com
    http://udahnangkappoinnyabelum.net
    http://memulaikomunikasikantinggalmulaiaja.org
    http://semogaharimumenyenangkan.com

    ============///
    link darimana itu bang..?
    semoga anda tidak bermaksud sarkastis ..
    saya mendapat firasat .. “belum tahu harus bgmn berkomunikasi tertulis dengan anda”..
    ada kesan ofensive dalam “nada kalimat” anda
    .. dan mudah mudahan hanya perasaan saya sahaja.

    terima kasih atas tanggapannya, saya beruntung berkenal dengan anda mas reza.

    Keep Rockin

    galeter.wordpress.com

  7. Reza Gunawan says:

    Hai Galeter,
    Komentar terakhir Anda terblokir oleh spam filter, jadi saya belum sempat lihat hingga malam ini.
    Maksud saya, dan barangkali ini lebih jelas daripada gaya bergurau saya yang kadang memang ‘keterlaluan’, relasi antar manusia tidak perlu terlalu banyak perhitungan, analisa dan pemikiran.
    Pikiran (dan segala software analisa, logika dan nalar di dalamnya), adalah sebuah alat yang berguna, namun bukan untuk dipakai di setiap aspek kehidupan.
    Just relax my friend, coba longgarkan otot berpikir, kalau memang ingin relasi menjadi lebih nyambung dan cair, silakan berlatih rasa. Ada artikel 4 hadiah cinta di blog ini, yang bagi saya adalah kunci membangun relasi yang hidup, bermakna dan realistis.
    Senang bertukar pikiran dengan Anda, maaf atas humor sarkastis yang tidak mencapai tujuan awal untuk merilekskan nalar bersama 🙂
    Salam sayang,
    Reza

  8. Eviana says:

    Makasih kaq reza buat tipsnya, *sok akrab manggil kaq*
    Tadi pagi pas liat d O channel, aku langsung tertarik buat nyoba~
    Hehe,,
    Soalnya selama semester 1 kemarin aku ngrasa terlalu banyak waktu luang di awal dan sibuk banged menjelang deadline tugaz, hasilnya sangat buruk bahkan sampe saat ni masih nyesel IP’nya jelek,

    Ehm~ smoga dgn cara diatas aku bisa produktif di smester ni, & bsa tetep survive kuliah.

    Oia, salam kenal aku eviana saat ni lagi kuliah gratis di perguruan tinggi kedinasan, STAN yang terkenal rawan DO kalo IP pas-pasan!
    Hehe^^

    Thanx & maaf dateng2 lgsg curhat!

  9. brahmy says:

    Rez, liat di O Chanel tadi pagi ada yang mau ditanya, dari DTL atau DTH yang sudah dikerjakan sebaiknya di contreng sebagai tanda produktivitas. OK sampe situ saya setuju.
    Tapi yang sering terjadi percepatan jumlah DTL/DTH yang belum dicontreng lebih cepat dari yang sudah dicontreng, hasilnya kita merasa jadi orang yang sangat tidak produktif atau malah timbul rasa tidak percaya diri.
    Bagaimana mengatasi hal itu.
    Thanks dan salam kenal sebelumnya.

  10. Reza Gunawan says:

    Halo Brahmy,
    Jangan pernah mengerjakan tugas dari DTL. Daftar Tugas Lengkap memang pasti akan bertumbuh jauh lebih cepat.
    Kerja dimulai dari DTH (Daftar Tugas Harian) yang memang hanya dibatasi sejumlah maksimal 3 tugas, yang dipilih berdasarkan efek paling signifikan terhadap tujuan kita, dan dikerjakan di awal hari. Kalau yang 3 ini sudah selesai baru boleh ditambah lagi dalam hari yang sama.
    Dengan demikian, kita lebih efisien mengelola energi dan pekerjaan.
    Kalau kurang jelas, silakan tanya lagi boleh koq.

    Reza

  11. bob says:

    mas reza, ada cara yang sederhana gk untuk saya dapat mulai mempraktekkan apa yang mas bahas ….?

    terima kasih

  12. Reza Gunawan says:

    Dear Bob,

    Cara paling sederhana, simak baik-baik:

    1. Pilih satu ide yang Anda suka dari artikel saya.
    2. Lakukan dengan tekun, SATU IDE itu saja selama 30 hari.
    3. Ketika sudah melakukannya selama sebulan, ulangi dari langkah 1

    Selamat berlatih!
    Reza

  13. Ryan says:

    Dear Reza,

    Thanks a lot for tips! Btw, it kinda reminds me of “Getting Things Done”. One of your inspirations?

  14. Reza Gunawan says:

    Hi Ryan,
    Saya punya buku Getting Things Done sudah hampir 4 tahun. Dan sampai sekarang belum sampai bab 3 bacanya 🙂 Mungkin sesuatu yang salah dengan stamina baca saya.
    Actually, inspirasi saya tentang produktivitas lebih banyak dari Leo Babauta (zenhabits) dan Tim Ferriss (4-Hour Workweek). Itupun setelah saya praktekkan, ternyata saya perlu sederhanakan lebih jauh supaya cocok dengan selera dan ritme bekerja saya.
    Terimakasih atas komentar Anda, selamat berlatih!

    Reza

  15. hilda says:

    alo mas Reza, tips Anda cocok utk saya. Akan coba saya praktekkan

  16. Ing Ing says:

    Hai.. Mas Reza
    saya sangat senang artikel anda ini.
    saya seorang ibu rumah tangga,belom punya anak,kerja mulai jam 5 sore sebagai guru les
    kalo pagi saya merasa nganggur berat dan merasa tidak produktif
    tolong beritahu saya apa yang bisa saya lakukan untuk mengisi waktu luang saya
    thanks banget

  17. venita says:

    Thank you so much for this post! =))
    baru aja satu jam lalu saya dioceh-ocehin sama orang-orang terkasih soal kesibukan saya
    i answered them, “saya begini karena saya ingin tidur lelap di malam hari, karena mengetahui hari saya produktif dan bermakna”
    reading this notes.. oops..
    makna hidup malah bisa dikacaukan kesibukan ya?
    rasanya saya perlu lebih cerdas dan bijak menyeimbangkan hidup.. 🙂
    thank you again Bang Reza!

  18. burda says:

    Hai mas Reza, salam kenal
    saya rajin nonton di O Channel, dan web mas Reza ini.

    kalau saya biasa mecatat apa yang akan saya lakukan hari ini di dalam agenda kerja, 3-4 yang harus selesai dari pagi sampe sore, saya merasa produktif dan tidak lelah.
    tetapi ada saja yang membuat itu tidak terpenuhi, misal ada permintaan2 urgent dari rekan kerja.
    saya berusaha konsisten, bagaimana cara agar tetap produktif maksimal, dan tetap bisa konsentrasi bila ada ‘gangguan’ dari pihak lain…
    thx mas Reza…

  19. stella says:

    halo mas reza..sebelumnya thanks utk tips2nya.
    waktu saya membaca bagian “stress” saya baru tersadar kalau selama ini saya mengalami stress pada pekerjaan saya.
    saya mahasiswi dan bekerja sbg part time english teacher di sebuah private course dgn kesibukan ngajar 4 x seminggu. mungkin tidak sesibuk orang2 kerja lainnya. tapi jujur makin lama saya semakin jenuh..rasanya pengen mengSkip waktu utk menghindari ngajar. yg saya ingin tanyakan apakah saya terlalu lemah untuk jadi stress atau memang pekerjaan ini tidak cocok utk saya? memang perjalanan saya masih panjang, tapi saya pengen cepat menemukan jati diri saya – pekerjaan apa yg cocok dgn saya- sehingga ketika saya bekerja saya juga bahagia ?
    Saya sangat berterimakasih kalau mas Reza bisa memberikan tanggapan pada masalah saya ini.. Thanks a lot..

  20. Eko & Kanty says:

    Salam kenal.
    Tulisan yang menarik mas Reza. Kami tunggu lho tulisan terbarunya. Terima kasih.

  21. Grace Goh says:

    hmm right to the core….
    tanpa disadari hal ini yang ternyata membuat saya memilih untuk tidak masuk kantor yang ceklok 9-5….
    saya lebih enjoy sekarang, walaupun dunia yang digeluti sama saja seperti yang bertahun-tahun saya kerjakan… Pameran dan Konferensi….
    Sekarang saya berkantor dari rumah, termasuk partner dan staff… semua mobile office… kami cuma bertemu bila perlu diskusi… lainnya.. we do it on the net….. well, kalo dilihat skala kerjaan ya tidak gegap gempita dan besar-besar…. tapi hasil yang kami nikmati – financially dan kepuasan melihat hasil akhir.. buat kami lebih mengena….

    looking forwrad to read your other insights….

  22. Glory Suryandari says:

    Dear mas Reza, minta izin buat share posting ini untuk diposting di paperless office kantorku ya mas. Ini link nya mas : file:///Users/Kedokteran_UGM/Desktop/plo_5April2011.html

    Makasih Mas Reza

  23. lala kelana says:

    dear mas Reza..

    trima kasih sudah menginspirasi saya…

    artikel mas sy share di facebook utk keluarga saya..bbrp tahun belakangan ini kami menjadi teramat sangat sibuk sampe jarang bertemu padahal tinggalnya tetanggaan doang..
    kami kehilangan banyak waktu untuk bersama dgn alasan sibuk,namun anehnya hingga kini pun kami tidak juga menjadi kaya…

    sepertinya memang ada yang salah,tapi mudah2an dgn bimbingan dari mas reza kami bisa kembali utuh seperti sediakala…

    best regards

    Lala

  24. Insan SN says:

    Tentang bagaimana menjadi produktif tanpa harus menjadi sibuk, ini merupakan sesuatu yang luar biasa karena telah mendobrak satu asumsi umum yang begitu saja diterima banyak orang sehingga menjadi kesadarakan kolektif: semakin sibuk maka semakin produktif.

    terima kasih, Mas Reza atas opini dan sharenya…sangat bernilai 🙂