Feed on
Posts
Comments

Siaran BFC Cosmopolitan 90.4 FM 14 Juli 2009

istock_000000421881xsmall

Merokok adalah suatu kegiatan yang begitu susah dilepaskan oleh para perokok, meskipun kita semua sudah kenyang mendengar propaganda bahaya merokok bagi kesehatan. Saya pribadi tidak berpendapat bahwa merokok itu baik bagi kesehatan. Hanya saja, dalam pengamatan saya dari pengalaman terapi, berbagai upaya yang umum dilakukan untuk berhenti dari kebiasaan merokok seringkali kurang efektif. Dan lebih aneh lagi, berbagai upaya berhenti merokok justru seringkali membuahkan hasil yang sebaliknya, yakni malah memperkuat kebiasaan merokok tersebut.

Kali ini, saya mengundang Anda untuk memahami kembali psikologi dan mekanisme kebiasaan merokok dan sekaligus menawarkan sudut pandang berbeda.  Kalau boleh memberikan kesimpulan akhir di awal perenungan kita, kira-kira bunyinya begini:

“Jika Anda ingin bebas dari kebiasaan merokok, lepaskanlah semua keinginan, upaya, dan fokus untuk berhenti secara permanen dari merokok.”

Pendekatan Umum untuk Berhenti Merokok

  • Niat dan tekad yang kuat Secara statistik, hanya 2% perokok yang berhasil menggunakan metode ini.  Saya tertarik untuk mencari metode yang bisa menolong 98% perokok yang tidak berhasil berhenti karena tidak cocok dengan metode niat/tekad ini.
  • Terapi Pengganti Nikotin Meskipun ada sebagian orang yang berhasil lepas dari kegiatan merokok akibat stiker maupun jenis nikotin pengganti lainnya, saya tidak pernah habis pikir: apabila kita sudah bebas dari adiksi terhadap nikotin berbentuk rokok, apakah kita layak menganggap diri bebas dari adiksi nikotin, kalau masih menggunakan bentuk nikotin yang lain?
  • Hipnoterapi Sebagai seorang hipnoterapis, saya tidak berhasil menemukan kesesuaian maupun tingkat keberhasilan yang baik dari metode ini.  Saya menemukan bahwa selama klien masih punya KEINGINAN KUAT untuk BERHENTI merokok, sugesti hipnotis yang diberikan biasanya hanya bisa membantu untuk jangka pendek dan tidak mampu memberikan support dan manfaat jangka panjang.  Lebih lagi, mengingat batin bawah sadar adalah aspek dalam diri yang sangat kuat, sebenarnya tidaklah aman ketika sebagian teknik hipnoterapi melakukan penggunaan sugesti negatif. Penggunaan kalimat sugesti hipnotis, baik yang diberikan saat trance maupun dalam percakapan biasa, yang berkonotasi “takutlah dengan akibat dari kebiasaan merokok” justru mengandung risiko bahwa tubuh akan memproduksi apa pun yang kita takutkan tersebut menjadi kenyataan. Tanpa bermaksud menyinggung siapapun, saya ingin menyampaikan pengamatan bahwa terkadang para praktisi hipnoterapi pun bisa lupa bahwa perumusan sugesti hipnotis bisa dibuat sedemikian kuat hingga justru membahayakan klien.
  • Akupunktur Sebagai seorang akupunkturis, saya tidak menemukan juga efektivitas yang tinggi melalui metode ini. Barangkali karena banyak akupunkturis yang terlalu fokus pada aspek detoksifikasi tubuh atas nikotin, tetapi kurang mengarahkan terapi pada aspek psikologis pasien yang sebenarnya merupakan gudang pemicu perilaku merokok.
  • Makan Melarikan dari kebiasaan merokok ke kebiasaan konsumsi baru (seperti makan atau mengunyah permen karet) kurang tepat jika disebut sebagai penyembuhan karena lebih bersifat pelarian. Tidak jarang pula pelarian ini merupakan objek adiksi baru yang belum tentu juga sehat.

Mungkinkah ada pendekatan yang lebih natural dan lebih mudah?  Ada yang bilang, bahwa upaya untuk berhenti merokok biasanya harus dilakukan antara 3-6 kali hingga mencapai keberhasilan. Benarkah?

Mengapa Jangan Berusaha Berhenti Merokok?

Dari sudut pandang medis, Dr. Joseph Mercola, seorang dokter yang sangat mempopulerkan merawat kesehatan secara alami, justru menganjurkan agar seorang perokok jangan LANGSUNG BERHENTI merokok.  Alasannya?  Dalam rokok tersimpan berbagai zat yang bersifat obat, yang bilamana sudah dikonsumsi sekian lama maka tingkat metabolisme tubuh juga bergantung pada pasokan obat tersebut.  Bila rokok tiba-tiba dihentikan tanpa merawat kebutuhan nutrisi yang cukup dan gaya hidup yang sehat, maka bisa terjadi perubahan drastis metabolisme tubuh yang bisa saja mengakibatkan efek buruk yang tidak diinginkan (salah satunya peningkatan berat badan).

Sementara menurut sudut pandang saya sendiri, begitu seseorang berkeinginan untuk berhenti merokok secara PERMANEN, dia otomatis masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal”:  apakah saya bisa berhenti merokok selama-lamanya, ataukah saya akan gagal dan kembali merokok seperti yang sudah terjadi sebelumnya?

Masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal” ini justru akan membuat kita memaksakan diri untuk berhasil.  Setiap pemaksaan diri, meskipun untuk tujuan yang baik, akan menyebabkan STRES TAMBAHAN di bawah sadar.  Mengingat sebagian perokok menggunakan kebiasaan merokok untuk melegakan diri, menciptakan rasa nyaman, atau melepaskan stres, maka STRES TAMBAHAN ini justru meningkatkan peluang perilaku merokok untuk terulang kembali.

Siklus “Merokok Yo-Yo”

Pada fenomena diet berambisi langsing, fenomena menarik ini juga terjadi. Dalam jangka pendek, bisa saja tekad dan fokus kita untuk berbadan ideal terlaksana. Namun, begitu target tercapai, ada energi kompensasi yang mendorong kita untuk makan dan mengumpulkan kembali berat badan yang hilang.  Ini yang disebut “diet yo-yo”. Dan kita bisa menggunakan metafora yang sama dengan “merokok yo-yo”.

Siklusnya seperti ini:
Takut risiko merokok → Ingin berhasil berhenti merokok → Mengumpulkan tekad sekuatnya untuk memaksakan diri berhenti secara permanen → Berhasil mengurangi/berhenti merokok dalam jangka pendek → Muncul pemicu perilaku merokok (mis. stres) → Timbul keinginan merokok lagi, tapi sudah bertekad berhenti → Terjadi konflik batin antara ingin merokok supaya lega dan ingin berhenti merokok secara permanen → Konflik batin semakin kuat, stres semakin tinggi → Ketika stres sudah melalui ambang toleransi, kemampuan berpikir jernih hilang dan akhirnya kita kembali ke pola/kebiasaan lama dalam mengatasi stres → Mulai merokok lagi → Menguatnya memori bahwa merokok itu melepaskan stres → Kecewa dan MERASA GAGAL karena tidak berhasil berhenti secara permanen → Semakin takut tidak bisa lepas dari rokok → Siklus ini berulang lagi, dst.

Siklus tersebut begitu kuat dan mengikat sehingga kita perlu memahami bahwa untuk bebas dari rokok, kita tidak boleh masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal”.  Bagaimana caranya?  JANGANLAH BERUSAHA BERHENTI MEROKOK.

Ya betul, saya tidak bergurau. Semakin Anda berusaha berhenti, justru seringkali hasil sebaliknya yang Anda peroleh. Bahkan sebenarnya berhenti merokok itu begitu mudah dan bisa dicapai tanpa berupaya berhenti, kalau Anda sudah melepaskan keinginan untuk berhenti.

Berhenti merokok akan sangatlah sulit bagi para perokok yang sangat ingin berhenti.

Memahami Jerat Rokok Dengan Jeli

Untuk bisa bersahabat dan terbebas dari adiksi, kita perlu memahaminya dengan lebih dekat dan jernih.  Banyak orang berkonsep bahwa melepaskan benda kecil sekian sentimeter itu sebenarnya perkara mudah.  Saya bukannya tidak setuju, tapi kita perlu juga membarengi dengan pengetahuan bahwa sebenarnya jerat kebiasaan merokok itu terdiri dari ribuan simpul rumit yang mengikat sistem tubuh dan batin kita.

Kalau seluruh simpul ini, baik simpul ketergantungan secara fisik maupun ketergantungan secara psikologis, sudah menjadi jerat kompleks dalam tubuh maupun batin kita, tidaklah sulit memahami mengapa segala upaya untuk terbebas dari rokok bisa menjadi perjuangan yang diwarnai jatuh bangun bagi banyak orang.

Di satu sisi, secara fisik memang sebatang rokok mengandung zat-zat yang menyebabkan keterikatan (adiksi) secara fisik.  Artinya, bilamana dihentikan, maka tubuh akan merasakan kehilangan dan menuntut untuk diberikan kembali jatahnya.  Memang tuntutan tubuh untuk kembali diisi nikotin tidak terasa seekstrem fenomena “sakaw” pada pengguna obat-obatan terlarang, tapi justru karena permintaan tersebut tidak terlalu ekstrem, para perokok cenderung merasa “tidak terpenjara” oleh nikotin  dan menganggap bahwa dirinya tidak kecanduan.  Dari sudut pandang tersebut, rokok sebenarnya menjerat lebih kuat daripada narkoba, karena zat dalam rokok mengikat tanpa membuat kita sadar bahwa diri kita terikat.

Di lain sisi, bisa ada puluhan bahkan ribuan jerat rokok yang tidak bersifat ketergantungan fisik melainkan lebih bersifat jerat psikologis yang mengikat kita terhadap “kegiatan” merokok, bukan melulu pada rokoknya. Jerat psikologis tersebut bisa berupa memori serta kebiasaan, misalnya:

  • Berbagai memori tentang rasa lega dan nyaman ketika merokok.
  • Ingatan tentang bagaimana merokok melepaskan stres.
  • Ingatan tentang bagaimana rokok adalah sahabat terbaik dalam kesendirian.
  • Ingatan menyenangkan berkumpul dengan teman-teman sambil merokok.
  • Keyakinan bahwa merokok membuat seseorang lebih kreatif.
  • Keyakinan bahwa merokok membuat proses berpikir dan produktivitas lebih lancar.
  • Kebiasaan nikmatnya merokok setelah makan, atau setelah bercinta.

Dari berbagai pengalaman dan pengamatan saya, tidak hanya pada kasus merokok, obat terkuat yang paling ampuh untuk menyembuhkan jerat memori dan kebiasaan hanyalah satu. Dan itu bukanlah membentuk memori atau kebiasaan baru yang lebih positif.  Tahukan Anda apa kuncinya?

Obatnya adalah PERHATIAN yang sadar dan jernih.

Jerat Yang Lepas Sendiri Tanpa Usaha Sengaja

Setelah sempat mengeksplorasi berbagai cara untuk berhenti merokok yang sudah saya sebutkan sebelumnya, dan pada saat yang sama mengajarkan keterampilan Self Healing di berbagai pelatihan, saya menemukan fenomena yang aneh.

Saya menemukan beberapa peserta Self Healing yang, setelah mulai berlatih keterampilannya secara mandiri dan hidup lebih sehat, tiba-tiba berhenti sendiri merokok.  Anehnya, mereka tidak pernah melakukan upaya yang terfokus khusus untuk bebas dari merokok.

Sebenarnya, fenomena ini juga bisa terjadi pada mereka yang belum belajar keterampilan Self Healing.  Pernahkah Anda mendengar cerita-cerita bebas dari rokok seperti:

  • Suatu hari, si perokok tiba-tiba merasa “ah, saya tidak ingin merokok lagi”, dan sejak itu mereka berhenti merokok.
  • Seseorang yang memulai kebiasaan jogging pagi dan setelah sekian lama ia baru menyadari bahwa sudah lama sekali ia tidak merokok sebatang pun.

Setelah saya renungi dan amati lebih lanjut, ternyata ada sebuah jalan lain yang sebenarnya mampu membebaskan kita dari rokok. Namun, karena tidak pernah kita soroti dengan jeli, mereka yang berhasil melalui jalan itu kita anggap sebagai sebuah kebetulan belaka, atau kita anggap berhasil karena tekadnya kuat.

Jalan itu bernama “Tanpa sengaja, tiba-tiba terbebas dari rokok”.
Mengapa ini bisa terjadi?

Pengamatan dari Mereka yang Berlatih Self Healing

Pada awal mulai berlatih keselarasan lahir batin, segala pemicu yang membuat ingin merokok ternetralisir oleh latihan mereka sendiri seperti:

  • Rasa tegang yang tadinya hanya bisa dicairkan dengan merokok mulai berkurang karena sering berlatih relaksasi dan pernapasan.
  • Stres dan masalah yang biasanya membuat ingin merokok mulai bisa dilepaskan secara alami tanpa bantuan rokok.
  • Trauma/luka batin yang menjadi bagian dari adiksi dan biasanya harus dilarikan dengan merokok mulai bisa disembuhkan sendiri, sehingga tidak lagi ada alasan untuk pelarian dan lebih bisa menghadapi hidup dengan jernih.

Setelah sekian lama berlatih, mereka juga mulai mengalami detoksifikasi alami tubuh/ pikiran, sehingga segala sisa zat yang bersifat adiktif maupun berbagai memori dan kebiasaan seputar merokok mulai melemah dengan sendirinya. Tanpa berusaha berhenti.

Akhirnya, ketika sudah semakin terampil Self Healing, kita semakin peka akan kebutuhan tubuh dan mulai lebih bisa merasakan respon tubuh terhadap berbagai kegiatan serta zat yang kita masukkan ke dalamnya.  Suatu saat, tanpa disengaja, secara naluriah kita mulai ingin makanan yang lebih sehat dan lidah mulai kehilangan selera terhadap zat yang kurang membahagiakan tubuh kita. Pada saat itulah si perokok seringkali tiba-tiba tidak bisa meneruskan kenikmatan merokok dan akhirnya terbebas sendiri, sekali lagi, tanpa sengaja. Tanpa usaha.

Latihan Memperkuat Perhatian Merokok

Seperti disebutkan sebelumnya, obat terampuh dari berbagai memori dan kebiasaan yang menjerat adalah PERHATIAN yang sadar dan jernih.  Jadi, setelah melepaskan berbagai upaya dan ambisi untuk berhenti merokok, Anda bisa mencoba latihan-latihan berikut ini.

Catatan: latihan ini tidak dirancang untuk berhenti merokok, melainkan untuk memperkuat perhatian yang sadar dan jernih tentang kegiatan merokok.  Jika dilakukan tanpa niat untuk berhenti merokok, latihan-latihan seputar merokok ini bisa bermanfaat untuk membantu kita mengenal diri, mengasah kesadaran dan perhatian tentang merokok, serta membantu kita lebih sehat lahir batin—tanpa harus berhenti merokok.

Latihan #1 – Menunda:

Latihan ini saya sajikan setelah terinspirasi Pak Purnawan EA, seorang hipnoterapis yang sangat arif.  Beliau mengatakan, kalau kita sudah telanjur merekam nikmatnya merokok maka berusaha berhenti permanen dari merokok sangatlah sulit.  Adakah cara yang lebih mudah ketimbang berusaha berhenti?  Cobalah MENUNDA DENGAN SADAR DAN SENGAJA.  Selama ini para perokok sudah berhasil melakukan latihan menunda, meskipun tidak secara sadar dan sengaja.  Para perokok mampu menunda merokok ketika sedang sibuk, atau berada di zona non-merokok, saat tidur malam hari, saat berpuasa, dll.

Ketika dorongan ingin merokok muncul, Anda bisa memutuskan untuk menunda merokok selama 1 jam, 1 hari, 1 minggu, 10 tahun, bahkan seumur hidup.  Ini akan lebih mudah dijalani karena menunda bukanlah suatu kemustahilan.  Sementara berhenti permanen, yang mewakili hilang totalnya sumber kenikmatan yang telanjur terekam kuat, membuat kita semakin stres dan malah ingin merokok kalau sudah tidak tahan.

Ingat, tidak ada yang permanen dalam hidup ini. Latihan menunda membuka peluang bagi kita untuk memilih antara kapan mau merokok dan kapan tidak merokok.  Setelah masa tunda berakhir, silakan pilih: apakah mau menunda lebih jauh, atau menikmati rokok seperti biasa?  Latihan menunda juga tidak membuat kita terjebak dalam kerangka pikir “Berhasil/Gagal Berhenti Permanen”, kan?

Latihan #2 – Bernapas Tanpa Rokok:
Mungkin analogi berikut akan membantu: seandainya kita sedang gatal dan kemudian kita menggaruk gatal tersebut dengan satu tangan sementara satu tangan lagi sedang merokok, bisa saja kita menarik kesimpulan yang tidak tepat, yakni: merokok bermanfaat menghilangkan gatal. Tentu kesimpulan itu tidak benar. Namun, mereka yang perhatiannya tidak jernih belum tentu bisa membedakan apa yang sebenarnya menghilangkan gatal tersebut.

Dari contoh tersebut, cobalah tengok lagi semua kesimpulan kita bahwa merokok itu melegakan, nikmat, meringankan stres dan beban pikiran.  Mungkinkah bahwa sebenarnya manfaat tersebut bukanlah bersumber dari produk rokok itu sendiri, melainkan dari kegiatan kita yang berhenti sejenak untuk rileks, dan menikmati keluar masuknya napas?

Cobalah sendiri: hentikan sejenak kegiatan Anda, sekadar berniat untuk rileks dari ketergesaan dan kesibukan, lalu mulai bernapas dengan sadar dan sengaja.  Hirup napas dengan sangat lembut, rasakan ke dalam diri, lalu embuskan dengan perlahan dan lega.  Setelah melakukan ini beberapa menit, tidakkah Anda merasa lebih nyaman?  Inilah rahasia mengapa rokok itu bisa kita nikmati. Bukan karena rokoknya, melainkan karena kita bernapas secara sadar dan sengaja.

Ketika kita rutin melatih napas yang dilakukan secara sadar dan sengaja, pada saat itulah kita mulai membentuk pengalaman langsung bahwa napas merupakan kunci kenikmatan dan kelegaan. Pengalaman baru itu akan membentuk memori baru yang otomatis akan melonggarkan memori lama yang menganggap bahwa kenikmatan yang kita dapatkan berasal dari produk rokok.

Latihan #3 – Merokok dengan Perhatian 100%:
Latihan ini terinspirasi dari renungan Osho.  Prinsipnya sederhana, gunakan kegiatan merokok sebagai latihan meditasi.  Tahu bagaimana orang Jepang melakukan upacara minum teh? Mereka menghayati proses minum teh, seolah-olah terdiri dari 1000 tahap, dan benar-benar melakukan tahap demi tahapnya dengan perhatian 100%.

Anda juga bisa melakukan ‘upacara merokok’ dengan perhatian 100%.  Mulai dari merasakan dorongan ingin merokok, sadari bahwa Anda pindah ke ruangan di mana Anda seolah akan ‘menyembah Dewa Rokok’, mengambil sebatang rokok, menyalakannya, mendekatkannya ke mulut Anda, menghirupnya dengan nikmat, merasakan asapnya di dalam tubuh Anda, lalu mengembuskannya dengan lega.  Setiap bagian kecil dari kegiatan merokok perlu dihayati dan dirasakan dengan perhatian 100%.  Artinya tidak boleh sambil ngobrol, melamun, kerja, nonton, atau melakukan kegiatan lain secara berbarengan.  Hayati dengan perhatian penuh tanpa sebersit pun niat untuk berhenti merokok.  Nikmati sepenuh hati.

Apakah Anda harus melakukan upacara itu di setiap batang rokok?  Tidak. Cukup TIGA batang dari berapa pun batang rokok yang Anda konsumsi tiap hari. Nikmatilah tiga batang itu dengan perhatian dan penghayatan total. Selebihnya, silakan merokok seperti biasa.

Resep Bebas dari Rokok Tanpa Berusaha Berhenti

Dari semua perenungan di atas, berikut adalah resep intinya:

  • Jangan berusaha untuk berhenti, dan lepaskan keinginan untuk berhenti permanen.
  • Mulailah meningkatkan kualitas kesehatan fisik: asupan nutrisi yang baik, mulai berolahraga, dan memberikan kesempatan beristirahat yang cukup.
  • Melatih seni rileks, lega, dan selaras, melalui belajar keterampilan Self Healing. (silakan baca informasi lengkapnya disini)
  • Melatih 3 Latihan Memperkuat Perhatian Merokok yang telah dijelaskan di atas.

Lebih penting lagi, saya juga menganjurkan kita untuk tidak mendesak, mendorong, apalagi memaksa orang lain untuk berhenti merokok, karena anjuran tersebut bisa menyebabkan orang tersebut semakin merasa tidak diterima atau dicintai dan akhirnya menimbulkan stres yang menyebabkan dia semakin ingin merokok.

Kalau Anda tidak ingin menghirup udara yang bercampur asap rokok, menyingkirlah, atau buat kesepakatan dengan para perokok untuk sama-sama menjaga kebersihan udara yang ingin dinikmati para non-perokok.  Itu lebih baik, bijak, dan adil, daripada menuntut orang lain untuk berhenti dari sebuah kebiasaan yang jeratnya kadang begitu erat.

Selamat menghirup udara segar!

Terimakasih telah menikmati tulisan ini. Bila Anda menyukainya, silakan berbagi dengan para sahabat & keluarga Anda, dengan menyebutkan sumbernya di rezagunawan.com. Anda pun bisa langsung mengetahui berita terbaru tentang tulisan & kegiatan pelatihan dengan mengikuti saya di Twitter.

48 Responses to “Mau Bebas dari Rokok? Jangan Berusaha Berhenti!”

  1. Fereisa Sari says:

    Wah Reza, tulisan ini benar-benar membantu. Saya termasuk orang yang percaya, bahwa semakin keras usaha saya untuk berenti merokok semakin keras keinginan saya untuk merokok. Banyak yang bilang supaya menguatkan niat dan tekad bulat untuk berhenti. Tapi yang bilang begitu biasanya bukan perokok, dan tidak tahu bagaimana sulitnya – walaupun tekad sudah bulat 360 derajat – untuk benar benar berhenti.
    Maka dari itu, sekarang saya sengaja “membiarkan” diri sementara sampai ketergantungan itu mereda. Disambil juga, saya membiasakan diri untuk mengurangi frekuensi harian merokok. Terimakasih ya tips self healing-nya. Akan saya coba praktekkan.

  2. dave hendrik says:

    Thank u Reza, I really enjoyed reading this! will try this at home!

    such an inspiring article in a totally different approach

  3. Ozal Udaya says:

    Satu hal yang sangat patut di coba. very inspiring.

  4. shaytheglow says:

    Latihan #1 – Menunda, memang masuk akal sekali. Been there done that. Lama-lama jadi lupa dan bisa nggak jadi. 🙂

  5. cafeajar says:

    makasih, sy ad beberapa teman perokok:rekomendasi yg sangat bermanfaat u mereka …

  6. cafeajar says:

    o’iya, mas Reza sy izin blognya sy jadiin blogroll di blog sya, mksh,y ^-^:

  7. nisrin says:

    saya sangat berterimakasih kapada anda yang sudah mau membagikan ilmunya di sini.

    saya ingin menanyakan pada anda bapak reza. apakah anda mau bebagi dengan sahabat odapus di bandung?? saya tunggu kabarnya silahkan email saya.

    terimakasih

  8. […] : “Kesadaran, rumah sakit dan kematian. Tiga faktor ini sangat kuat mempengaruhi bahkan mengeluarkan konsumen kami dari daftar penyumbang […]

  9. Fadlun_M. says:

    Baca lebih tentang Rokok di http://fadlunm.wordpress.com/2009/08/07/not-faq-kebal-kebul/

    Kepada mas Reza, mohon izin saya gunakan halaman ini untuk memperkaya link di blog saya, terima kasih sebelumnya.

  10. Olivia says:

    saya setuju sekali. memaksakan diri untuk berhenti merokok menciptakan pola pikir gagal/berhasil yang menimbulkan stres tersendiri dan pada akhirnya akan memunculkan dorongan untuk merokok. setelah merokok, self-esteemnya akan ‘jatuh’ dan merasa gagal.

    “Akhirnya, ketika sudah semakin terampil Self Healing, kita semakin peka akan kebutuhan tubuh dan mulai lebih bisa merasakan respon tubuh terhadap berbagai kegiatan serta zat yang kita masukkan ke dalamnya. ”

    Kesadaran. This is very eye opening and inspiring. Thanks Mas Reza, akan saya sharing ke teman-teman yang lain 🙂

  11. sam says:

    very good article!
    mas, I need your permission to use this article as a reference to my assignment.
    If you deign, can you give me the information where you get the statistic data about only 2% people success to stop smoking with a high intention?
    I really need the complete data to do my task.
    Thank you, please reply it through my email

  12. Gloria Vera Kristie says:

    Hal yang unik dan sangat menarik untuk dicoba oleh para perokok berat, termasuk calon saya.

    Terima kasih ya…
    Oya (nick name)

  13. fajarfaqih says:

    thanks za, akan gw coba tipsnya… Patut dicoba nih 😀

  14. hpnugroho says:

    Saya sendiri pernah mencoba memaksakan berhenti dan hasilnya sama dengan yg dijelaskan diatas, saat ini hanya bisa mengurangi dengan cukup separuh batang saat ingin merokok lalu buang. Yang malah terjadi justru pemborosan ……..

  15. adrirekso says:

    Hi reza,

    Makasih untuk saran2nya. Saya perokok dan benar2 ‘berantem’ dalam diri saya untuk berhenti. Mungkin memang kuncinya adalah jangan terlalu berusaha berhenti total, tapi “menunda”.
    Lucunya, saya seringkali saat weekend malah merokoknya sedikit sekali – bahkan nggak kepingin! -, apalagi kalau sedang jalan2 santai dengan istri. Mungkin karena kedaan saya tenang tanpa stres kantor. Dan ketika saya sadar bahwa seharian saya nggak ngerokok dan tiba2 muncul keinginan, saya menantang diri saya untuk “menunda sedikit lagi”. Bisa2 sampai nggak ngerokok sama sekali hari itu!

    Thanks!

  16. Imbang Satriana says:

    Berhenti merokok 4 bulan, lalu kambuh lagi bahkan tambah parah yang ada sudahlah terima saja.

  17. astirahman says:

    Will stop telling my hubby to stop smoking and make him read this instead. Thank you :)!

  18. ranggagoblog says:

    sebenarnya saya kesasar masuk ke blog ini.. tapi melihat artikel2nya yang begitu bermanfaat. saya tertarik untuk menambahkannya pada daftar blog di site saya… semoga berkenan…

  19. Saya sepakat dengan apa yang anda bilang.. karena saat ini, teman saya pun sedang menjalani apa yang anda uraikan dalam blog ini.. Bahkan saya bakal langsung kasih artikel ini ke dia! hehehe…

    Terimakasih untuk tulisan yang menyenangkan & sangat bermanfaat!=)

  20. arifianza says:

    Sambil baca artikel ini enaknya sambil ngerokok. IMHO kalo mau berhenti merokok tidak perlu cari/memakai teori-teori, cukup dengan “tidak merokok sama sekali”

  21. elissa nova says:

    Thanx infonya 🙂
    Saya jg sudah berhenti merokok setelah kena penyakit DB bbrp waktu lalu..
    Walaupun dari sblmnya sudah ‘nyicil’ usaha dgn tidur yg cukup, makan sehat & fitness 3x seminggu..
    Alhasil, skrg sudah bisa menahan godaan ‘colongan’ walaupun kesempatan selalu ada..
    Bahkan mencium asap rokok dr keluarga/teman yg sedang merokokpun sudah merasa terganggu hehe..
    Mudah²an bisa seterusnya 😉
    Thanx again…

  22. vathe... says:

    banyak org terdekat saya perokok berat. semoga artikel anda bisa membantu mereka untuk mengurangi kebiasaan merokok… klu bisa sih berhenti total. 🙂

    Terimakasih untuk tulisannya…

  23. lutfi says:

    Nice info . sekitar 7 tahun yang lalu saya berhenti merokok secara total dgn niat yg kuat namun efeknya saya jadi bertambah gemuk dan kecanduan snack / roti. tolong buat artikel dong mas tentang cara hentikan ketagihan makan biar bisa kurus lagi 🙂 . Thank’s before

  24. Wew,,tips untuk berhenti merokok yg sangat kontroversial (menurut saya pd saat baru membaca judul) dan sangat diluar dari pada umumnya. Penasaran, membaca terus dan terus sampai habis, akhirnya baru menyadari artikel ini sangat HEBAT. Analogika nya cukup masuk logika dan membuat secercah harapan buat para perokok berat (termaksud saya). Terima kasih karena sudah menulis artikel yg menarik dan HEBAT ini ^^

  25. wacana yang sangat membantu.. terima kasih, mas reza 🙂

  26. Bayu says:

    Terima Kasih mas Reza, Artikelnya sangat bagus dan mudah2an dapat membantu saya dan teman-teman lain yang ingin berhenti merokok.
    🙂

  27. Terima kasih infonya. Lengkap sekali penjelasannya. Salam Kenal. Sy tgg Komentar nya di Blog

  28. Deasy says:

    It’s really nice info. Thanks

  29. yudi says:

    Thx ya artikel nya sangat menarik… akan saya coba. saya ini peroko berat dan setelah memebaca artikel ini tidak akan berhenti merokok 🙂 tapi hanya menundanya 😀

  30. mamiokey says:

    hanya ingin sekedar berbagi pengalaman, saya (27th) dulu merokok.. dasar saya berhenti merokok adalah perasaan bahagia, berhentilah merokok ketika kita sedang bahagia… and it works…

  31. susan says:

    Menarik sekali! Sebab pada saat otak kita terfokus untuk berhenti merokok, justru malah menambah keinginan untuk merokok itu tanpa disadari
    Kira2 metode ini apa bisa diterapkan untuk diet?
    Thanks a lot ! 😀

  32. Fidelia says:

    Rez…baru baca tulisan ini, but this is so true..akhir 2008 aku ajak dia ikut latian self healing. Stelah itu dia masih ngerokok, tapi terus mulai ngurangin rokoknya dan mid 2009 he quitted, after smoking for 25yrs. Kalo ditanya orang apa dia brenti ngerokok, jawabnya gini: lagi engga aja..bosen 🙂
    So, lagi engganya itu last for almost 3 years now, dan semoga lagi engganya teruss dan teruuus 🙂

  33. supratman says:

    pendekatan yang cocok sekali dengan jalan pikiran saya, walaupun ada niat berhenti tp saya liat teman2 saya terjebak pada pola-pola salah satu yg disebutkan: berhasil-gagal, adiksi terhadap hal lain misal makan, ….. Thanks a lot buat artikel nya yg sangat brilian dan akan saya coba praktekan…….

  34. […] dilihat di sini Buat yang sedang mencoba berhenti merokok, bisa ikuti tips dari Reza Gunawan di tautan ini Good luck, smokers. I try to reduce my ciggies consumption as well. ( ´Д`)y━・~~ Like […]

  35. belu says:

    Artikel ini harusnya mencuat saat ini dimana mereka sedang meributkan soal rokok , seperti yang tadi malam muncul di salah satu media nasional. Anda menangkapnya dengan cermat.
    Terima kasih untuk share-nya. Self healing is berkah 🙂

  36. Tommy says:

    Artikel yg bagus

    Alhamdulillah saya sudah mau 2 tahun berhenti merokok

    Saya berhenti tiba-tiba saja karena saya sudah bosan merokok, bosan dengan batuk2nya dll…untung saja saya “bosan” ketika masih muda…ayah saya sampai sekarang jadi kakek belum “bosan” nampaknya..banyak juga yang meninggal sebagai perokok, walaupun meninggalnya bukan karena rokok

    Kesimpulannya faktor hidayah juga ikut “bermain”..jadi yg mau berhenti dari kebiasaan yang buruk..minta aja sama Tuhan..pasti dikasih jalan

  37. si poncit says:

    Wow,…it’s very very inspiring….. awesome..!
    Tahnks a lot,.. I will Try this way,….hahahaha, makasih ya,
    semakin kita tampilkan akibat buruk dari kegiatan merokok, maka para perokok akan dibebankan pada rasa bersalah, stress, dan lain sebagainya, dan tentu saja para perokok seperti merasa “terhakimi”.
    Tulisan anda memberikan inspirasi bagi saya yang sedang berjuang untuk berhenti merokok dengan tujuan agar hidup lebih sehat bersama istri dan anak2 saya tercinta, terima kasih.

  38. erwin says:

    banyak2 berdzikir supaya jauh dari setres agar ga meroko.

  39. wisang says:

    Hi mas Reza,

    Sekedar mau sharing pengalaman seorang mantan perokok berat selama 15 tahun yang bisa berhenti merokok dalam 1 malam tanpa ada rasa sakit di dada karena “badan nagih” nikotin :).

    Tulisan mas reza ini memberi jawaban atas peristiwa yang saya alami tersebut. Jawabannya ada di kata ‘Self Healing’. Saya berhenti merokok setelah saya menjadi vegetarian kurang lebih selama 1 tahun. Dan dari beberapa artikel/video yang pernah saya lihat mengenai efek vegetarian terhadap badan, ternyata dengan menjadi vegetarian, badan mengalami proses perbaikin diri yang luar biasa. Berbalik arah dari yang sebelumnya mengalami perusakan akibat gaya hidup yang gak sehat. Bahkan dokter ahli jantung Bill Clinton (ex presiden AS) bilang: kalo kamu pengen sembuh sakit jantung, jalani pola makan vegetarian. Nanti badan yang akanmembersihkan/memperbaiki dirinya sendiri. Dan karena itulah Bill Clinton sekarang menjadi vegetarian.

    Dari situlah saya mendapat koneksinya. Buat saya vegtarian menjadi salah satu bentuk “self healing” yang menghidupkan kembali sel-sel tubuh kita ke “tugas aslinya” sehingga ketika ada zat negatif yang masuk ke tubuh, tubuh akan menolak dengan sendirinya tanpa kita bersusah payah menolaknya. Makanya saya jadi tidak heran kenapa saya bisa kehilangan keinginan buat merokok dalam 1 malam dan melaluinya tanpa rasa sakit apapun. Rupanya badan saya yang menolak rokok, bukan saya 🙂

    Ini cuma kesimpulan pribadi saya aja, mohon maaf kalo ada yang kurang tepat.
    Makasih buat pencerahannya.

    Salam kenal dari tetangga sebelah kantor 🙂

  40. iwan says:

    Good job bro! artikel yang sangat bagus dan bermanfaat!!! speechless… mudah2an anda dapat pahala dari mereka2 yg sudah mampu “menunda” kebiasaan merokoknya setelah membaca artikel dari anda ini… 🙂

  41. baya says:

    menarik sekali artikelnya,cuma sayang program pelatihanya mahal,padahal kebanyakan perokok kaum bawah.mungkin bisa jadi bahan pertimbangan buat penulis karena ini sangat banyak manfaatnya bagi kita kita yang ngeri dengan biaya rumah sakit.bravo

  42. Starina says:

    Hi Mas Reza,

    Just to share my personal thought and experience.

    I have been a heavy smoker most of my life and stopped recently through TAT. Awalnya hanya iseng mencoba men TAT kan rokok. Tanpa berharap akan berhasil. I was not even sure that i wanted to stop smoking.

    Along the way, i found my self having difficulties to enjoy smoking. And it felt weird at first, because i have always enjoyed smoking. There were times when i forced my self to smoke just because i could not believe how i dont like the taste anymore. Especially during my cravings and when im stressed out. And when i did, i instantly learned how the taste of cigarette has changed for me. Right afterward, i would throw it away.

    Until this very moment, i would say that i have fond memories of cigarette. The taste, the smell, how i look or feel when smoking. Cigarette also serves as a reason to do something when i have nothing to do. eg. while waiting, during breaks, when bored,etc. And i found that, even when im not smoking anymore, not knowing what to do to fill up the time is the hardest thing to overcome.

    So i guess, the pleasure is in our head. And the addiction is in the habit. And that secure feeling of always having something to do, something to fill up your time by yourself and not feeling lonely.

    Im glad that i can still keep fond memories about cigarette, i dont hate people who smoke because i used to be one, i dont hate cigarette because it used to be a big part of me. I just moved on and learned that i dont enjoy it anymore.

    But yes, the best thing about quitting cigarette, beside the better stamina, fresher skin complexion, healthier body, is the feeling of freedom.

    Tidak diperbudak dan bisa terbebas dari hal hal seperti:
    – Di airport begitu landing, tidak harus lari2 cari smoking area. Apalagi kalau hanya transit sebentar.
    – Tidur jadi tidak tenang karena rokok habis, besok pagi harus ribet beli rokok dulu untuk minum kopi.
    – Sehabis makan, tidak harus cari smoking area sampai keluar Mall.
    – Not losing precious moments with precious people for spending time smoking alone.

    Semoga bermanfaat. 🙂

  43. Henrie says:

    Mantap sekali…luar biasa…saya akan berusaha untuk berhenti merokok!!..dan itu sdh tekad saya…harus bebas dri ROKOK!!!

  44. Henrie says:

    ROKOK ADALAH PEMBUNUH!!!

  45. tommy says:

    sebuah tulisan yg sangat bagus, dan tips ny kayak di coba, terima kasih Reza

  46. suci mardani says:

    kak reza.. tulisannya sangat menginspirasi. GOOD JOB.

  47. Reza Gunawan says:

    thanks mas Wisang, awesome sharing!

  48. Reza Gunawan says:

    awesome!! makasih sharingnya ya