Feed on
Posts
Comments

Siaran BFC 90.4 Cosmopolitan FM – 24 Maret 2009

humanchakrasystem-small6

Kita cukup sering mendengar atau bahkan mengalami sendiri secuplik percakapan di kamar praktek dokter yang isinya: “Tidak ada yang ditemukan abnormal pada tubuh Anda, kemungkinan besar penyakit yang Anda alami ini bersumber pada pikiran, sebaiknya Anda menghindari stres dan banyak berdoa.”

Sebagai praktisi penyembuhan holistik, sudah tak terhitung betapa seringnya saya menemui kasus di mana masalah seorang klien secara fisik, bahkan pada penyakit yang konon tak berhubungan dengan stres atau pikiran, ternyata memiliki akar penyebab di pikiran dan perasaannya.

Pikiran Anda akan menentukan kondisi tubuh Anda. Apa yang tersimpan dalam rasa akan terwujud dalam raga Anda. Benarkah demikian? Adakah rahasia di balik hubungan antara rasa dengan raga yang masih perlu kita gali? Bisakah pemahaman ini kita gunakan untuk menciptakan kesehatan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik?

Keping Petunjuk tentang Kaitan Rasa-Raga
Dalam ilmu kedokteran medis, mekanisme tubuh dan pikiran kita dijelaskan dengan istilah PNEI, yaitu singkatan dari Psycho-Neuro-Endocrino-Immuno. Maksudnya adalah. ketika pikiran dan perasaan kita (psycho) mengalami beban / stres, maka seketika terjadi perubahan pada saraf dan otak (neuro). Saat itulah keseimbangan hormonal dari fungsi kelenjar tubuh (endocrino) juga bergeser, dan pada akhirnya bisa mempengaruhi tingkat kekebalan tubuh (immuno).

Marilah kita lihat beberapa informasi yang memberikan gambaran tentang betapa eratnya kaitan antara psikis dan fisik manusia:

  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebuah institusi kesehatan di Amerika Serikat memberikan indikasi konservatif bahwa sekitar 85 persen dari seluruh jenis penyakit memiliki elemen emosional, atau dengan kata lain berkaitan dengan faktor pikiran dan perasaan.
  • Seorang dokter dari Jerman bernama Geerd Hamer, yang melakukan penelitian selama lebih dari 30 tahun, menemukan bahwa setiap bentuk penyakit fisik selalu muncul akibat berbagai jenis peristiwa hidup yang traumatis sehingga menimbulkan perubahan pada otak, dan akhirnya menyebabkan perubahan pada organ tubuh yang menjadi sakit. Dokter ini berhasil memetakan berbagai jenis konflik emosional dalam hidup, bagian otak mana yang terpengaruh, dan bagian tubuh mana yang kemudian sakit. Berdasarkan ilmu yang dikembangkannya ini, sekitar 92 persen pasien kankernya selamat dan bertahan hidup.
  • Seorang pakar biologi sel, Bruce Lipton, yang telah melakukan riset tentang genetika dan juga mengajar di fakultas kedokteran selama lebih dari 20 tahun, menemukan bahwa kesehatan kita tidak dikendalikan oleh gen (DNA) kita, namun oleh persepsi dan keyakinan kita terhadap kehidupan.
  • Sebuah studi di tahun 1998, yaitu Adverse Childhood Experiences (ACE) Study, dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari berbagai trauma masa kecil terhadap perubahan perilaku dan munculnya berbagai masalah kesehatan di usia dewasa. Hasilnya menunjukkan korelasi yang sangat kuat antara banyaknya trauma masa kecil dengan berbagai perilaku negatif, seperti kecanduan rokok, alkohol dan obat-obatan terlarang, penyimpangan perilaku seksual, meningkatnya kecenderungan depresi dan bunuh diri.
  • Dalam studi ACE yang sama, kelompok responden yang cukup sering mengalamai trauma masa kecil juga berkorelasi kuat dengan berbagai penyakit yang paling berisiko menyebabkan kematian, seperti penyakit jantung, kanker, penyakit paru-paru kronis, penyakit liver, keretakan tulang, dll.

Mengenal Batin Sadar dan Bawah Sadar
Kita semua memiliki batin sadar dan batin bawah sadar yang kita bisa kenali secara lebih saksama:

  • Batin sadar, meliputi segala pikiran, perasaan dan perhatian yang BISA kita amati, perhatikan dan sadari. Batin sadar mencakup hanya sekitar 1% dari keseluruhan batin kita.
  • Batin bawah sadar, meliputi segala pikiran dan perasaan yang TIDAK BISA kita perhatikan atau amati secara langsung. Dia tersimpan rapi dalam berbagai bentuk memori, kebiasaan, imajinasi yang terekam sempurna. Batin bawah sadar Anda juga yang berfungsi menjalankan sebagian besar fungsi tubuh fisik Anda. Batin bawah sadar mencakup sekitar 99% dari keseluruhan batin kita.

Dengan perbandingan seperti di atas, barangkali kita hanya bisa mengetahui secara sadar sebanyak 1% dari stres, beban dan permasalahan kita, sementara 99% sisanya tersembunyi rapi di bawah sadar.

  • Masalahnya, 99% porsi batin bawah sadar jugalah yang mengendalikan tubuh fisik kita, sehingga ketika terdapat masalah kuat yang tersimpan di bawah sadar, dia berpotensi kuat untuk muncul sebagai permasalahan kesehatan secara fisik.

Anda baru saja menemukan sebuah rahasia sederhana tentang kaitan antara pikiran dan tubuh. Belum sadar? Coba baca lagi paragraf di atas.

Ketika kita hanya mampu menyadari apa yang ada di BATIN SADAR kita (1%), sebenarnya berbagai problem yang ada di bawah sadar juga membutuhkan perhatian kita. Dan mengingat gudang bawah sadar tidak bisa diakses secara sengaja dan langsung, maka bawah sadar seringkali terpaksa ‘menciptakan’ masalah fisik (karena tubuh fisik dikendalikan bawah sadar).

  • Tujuan dari penyakit atau masalah fisik sebenarnya bukanlah semata untuk membuat kita menderita, namun untuk membantu kita SADAR bahwa ada masalah di bawah sadar yang perlu diperhatikan, disadari, disembuhkan.

Itulah sebabnya para ahli kejiwaan dan para ahli penyembuhan alamiah mengembangkan serangkaian teknik dan proses yang memungkinkan kita untuk membuka pintu menuju batin bawah sadar, semata-mata demi menyadari berbagai masalah yang terpendam di dalamnya sehingga dapat dirawat dan disembuhkan. Banyak kasus penyembuhan fisik yang lazimnya dianggap “keajaiban” sebenarnya bertumpu pada prinsip sembuhnya masalah di bawah sadar yang akhirnya mengubah kondisi fisik.

Meninjau Kembali Cara Merawat Hidup Secara Utuh
Kita cenderung lengah untuk menuai kembali kebijakan alamiah yang, meski bukan merupakan sesuatu yang baru dalam hidup kita, cenderung kita abaikan keampuhannya dalam merintis hidup sehat lahir batin, seperti:

  • Nutrisi yang baik, dalam hal pemilihan gizi yang kita konsumsi maupun bagaimana cara menyantapnya (mindful eating).
  • Hidrasi yang baik, mengingat 70% dari tubuh kita terdiri dari air dan kita butuh air tidak hanya untuk menjaga fungsi tubuh fisik saja, namun juga untuk menjernihkan kesadaran dan melepaskan beban batin.
  • Olahraga yang baik, menggerakkan tubuh dengan penuh perhatian dan kesadaran sehingga raga dan rasa bersatu dalam ekspresi gerak.
  • Istirahat yang baik, di mana tidak saja tubuh yang memulihkan diri melainkan batin pun diistirahatkan sepenuhnya.
  • Mengelola keselarasan hati dan pikiran, belajar merintis rileks, lega, selaras dan bahagia.

Dalam pengamatan saya, faktor keselarasan hati dan pikiran adalah yang paling sering kita lupakan sekaligus yang paling berpengaruh secara negatif terhadap kesehatan dan kebahagiaan.

Belajar Menyelaraskan Diri Sendiri
Dalam memahami kaitan raga dan rasa, penting sekali kita menyadari bagaimana stres bisa berpengaruh begitu kuat pada kesehatan kita.
Stres terkadang begitu pandai bersembunyi, dan kalaupun terlihat belum tentu mendapatkan perhatian dan perawatan segera.

Perhatian kita terlalu sibuk dengan target, ambisi, deadline, tanggung jawab, dan sederet celoteh pikiran tanpa henti, sehingga hampir selalu stres yang muncul akan berakhir menjadi tumpukan sampah dalam batin bawah sadar, dan belakangan berpotensi menjadi masalah fisik bila tidak segera ditangani.

Memang, bilamana kita ingin jalan pintas untuk mengatasi masalah fisik barangkali sekedar minum obat bisa saja membantu. Namun bila kita paham bahwa akar dari banyak sekali masalah fisik ada di pikiran, di mana tidak ada satu obat pun bisa memperbaiki pikiran, maka kita juga perlu paham bahwa minum obat tidak selalu mengatasi masalah fisik hingga ke akarnya.

Ini sebabnya ketika merawat diri secara utuh, pengetahuan medis modern saja tidaklah cukup. Saya lebih menyarankan kita belajar merawat diri secara alamiah dan mandiri. Di berbagai ilmu penyembuhan alamiah yang sempat saya tekuni, ternyata kuncinya adalah bagaimana merawat keselarasan. Setiap saat.

Keselarasan antara tubuh, pikiran, perasaan dan jiwa bisa dirawat dengan pendekatan yang praktis dan sederhana. Saya menyebutnya sebagai keterampilan self healing. Dengan serangkaian latihan praktis yang mengombinasikan (1) napas, (2) gerak, (3) sentuhan, dan (4) keheningan, siapa pun juga – terlepas dari budaya dan agama apa pun yang dimilikinya – bisa belajar untuk hidup lebih ringan, sehat dan selaras.

Selamat berlatih mengenal diri, merawat diri, dan menyembuhkan diri secara alami!

Catatan: Informasi mengenai pelatihan self healing bisa dibaca juga dalam website True Nature Holistic Healing.

13 Responses to “Sembuhkan Rasa, Selaraskan Raga”

  1. lis says:

    mas, kalo self hypnosis sama self healing, beda efeknya apa ya?

  2. said says:

    Mas, mohon izin tulisannya aku add ke grup saya di facebook. boleh ya..?

  3. Dear Said,

    Silakan mas kalau mau di-add, mohon disebutkan sumbernya dari rezagunawan.com ya.

    Terimakasih,
    Reza

  4. greenmtc says:

    Thats good,
    saya rasa memang sugesti itu dapat membawa penyakit fisik namun juga bisa menyembuhkan penyakit fisik.
    Salam kenal mas Reza, sering contact ya…
    Saya punya lembaga training motivasi, blog anda saya taut disana sbg salah satu referensi link motivasi. Kunjungi ya….

  5. halo bang reza,

    tulisan anda membahagiakan saya ketika membacanya, mohon ijin menyerap pengetahuan dibalik tulisan tulisan anda.

    terima kasih.

    salam,
    edy
    pekalongan

  6. mey says:

    mas reza,

    kenapa ya saya sulit mengenali perasaan saya? rasanya campur aduk, antara marah, sedih, takut, dll…
    saya mencoba untuk melihat hal itu hanya sebagai perasaan, tapi rasanya sulit karena sepertinya sudah terlalu melekat pd diri saya.

  7. lina says:

    mas Reza,
    tulisanmu ini pasti sangat diperlukan banyak orang, termasuk aq…
    Tapii…. harus ikut self healing lagi ya…? 🙂
    Salam,
    amalina th

  8. Halo Mey,

    Pertama-tama, kenali saja perasaan tersebut dalam bentuk ‘campur aduk’nya, tidak perlu dipilah dan dibedakan.

    Setelah itu, sebagai bentuk ‘rasa campur aduk’, coba rasakan lokasinya di tubuh fisik Anda. Tidak perlu dicari maknanya, atau ceritanya, atau penyebabnya.

    Ketika mengenali dan mengamati rasa, jangan diikuti dengan rasa ingin mengusir atau mengubahnya, cukup amati saja dengan sadar. Lihat artikel saya berjudul “Stres? Jangan Berusaha Jadi Positif” agar lebih jelas.

    Selamat berlatih,
    Reza

  9. meeeaaww says:

    mas, buka praktek penyembuhan gak?!

  10. Reza Gunawan says:

    halo meeeaaww,
    Silakan klik ke http://www.truenaturehealing.net, untuk info lengkap seputar konsultasi, terapi dan pelatihan penyembuhan.
    Terimakasih, Reza

  11. rea says:

    Mas Reza,

    Saya belum paham gimana caranya menyadari kalo kita menyimpan 99% stress di bawah sadar kita sebelum stress itu “menciptakan masalah fisik.

    Thx

  12. KangBoed says:

    hehehe… jika bentuk dan makna tiada seiring sejalan… jika laku dan esensi tiada pernah bertemu… jika lahir dan bathin tiada menyatu dalam kemesraaaaan.. menjadi bentuk tanpa makna… jasad tanpa jiwa sejati…
    Salam Sayang
    Salam Hormat

  13. anisa says:

    mas reza, saya punya adik yg mengalami depresi berat, bisa bantu kah?trims